Dalam menjalankan tugas pokok Jasa Tirta II sebagai BUMN pengelola Sumber Daya Air (SDA), tidak terlepas dari peran Penjaga Pintu Air. Mereka adalah patriot yang menjadi ujung tombak penyaluran air ke masyarakat.
Saat ini, Jasa Tirta II memiliki 103 juru pengairan, 54 operator bendung dan 136 petugas jaringan pengairan yang mengawal pemberian air di daerah irigasi dan wilayah kerja perusahaan. Para PPA tersebut terus siaga buka-tutup pintu air untuk memastikan kinerja pengairan yang baik dan penanganan saat hujan deras.
Selain itu, Jasa Tirta II berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat, khususnya penyediaan tenaga Petugas Pintu Air dan Juru Pengairan melalui program Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan (TPOP) untuk melakukan pembagian air dan memeliharan infrastruktur jaringan pengairan,
Mereka rutin berkeliling memantau pintu-pintu air dan melakukan pengecekan.Tak hanya itu, PPA juga bertugas mengecek apakah ada kotoran di area pintu air agar tidak mengganggu pengoperasian buka-tutup pintu air.
Bekerja melebihi jam normal bukan hal biasa bagi mereka. Pada musim penghujan misalnya, mereka seringkali harus pergi ke lapangan ke bendungan dan pintu-pintu air pada saat akhir pekan, untuk mengendalikan debit air karena kondisi banjir.
Begitu juga saat musim kemarau, mereka bersama TNI dan masyarakat melaksanakan giring gilir air untuk memastikan air dapat disalurkan dengan optimal mengingat debit air terbatas pada musim kemarau.
Melalui petugas pintu air ini lah, Jasa Tirta II berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional dengan mengairi areal irigasi seluas 542.270 hektar di Jawa Barat secara gratis kepada para petani.
Sumber air berasal dari Waduk Ir. H. Djuanda dan pembagiannya diatur melalui Bendung Curug Karawang ke Saluran Tarum Barat, Saluran Tarum Timur dan Saluran Tarum Utara. Areal irigasi di wilayah kerja Jasa Tirta II meliputi Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta dan sebagian Indramayu.
“Jasa Tirta II akan selalu memberikan kontribusi terbaik untuk mendukung ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan air nasional melalui pengelolaan Sumber Daya Air air yang bermanfaat bagi masyarakat,”ucap Direktur Utama Jasa Tirta II Imam Santoso.
Untuk menunjang kinerja PPA, pada Tahun 2022 Jasa Tirta II telah memiliki sekitar 106 instrumentasi telemetri yang telah terpasang dan tersebar di wilayah kerja Jasa Tirta II, terdiri dari Automatic Water Level Recorder, Automatic Weather Sensor, Automatic Rainfall Recorder & Water Quality Sensor.
Instrumen ini berfungsi untuk melakukan pemantauan muka air rutin secara online (realtime) baik kuantitas maupun kualitas SDA sebagai antisipasi banjir, pemenuhan air baku maupun pemantauan kualitas air termasuk Flood Early Warning System (FEWS), Water Security dan Food Security System. Semua ini merupakan bagian dari Smart Water Operation Management (SWOM).
Sistem yang terpadu ini diharapkan dapat membantu tugas PPA dan Jasa Tirta II dalam melakukan pemantauan muka air, khususnya pada kondisi banjir, dan dalam perumusan langkah - langkah antisipasi yang harus dilakukan dengan lebih baik dan lebih cepat.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II Anton Mardiyono mengatakan optimalisasi instrument telemetri merupakan bagian dari transformasi digital Jasa Tirta II dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, sebagai langkah adaptif untuk mengoptimalkan kinerja dengan alat dan aplikasi berteknologi.
“Ini bagian dari komitmen Jasa Tirta II dalam mewujudkan Smart Water Management dalam mendukung pengelolaan sumber daya air terintegrasi yang lebih efektif, efisien dan akurat,” ucap Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II Anton Mardiyono.