PURWAKARTA – Representasi BUMN Klaster Infrastruktur Energi melakukan penandatanganan komitmen bersama pengelolaan sampah di Waduk Jatiluhur, khususnya eceng gondok yang selama ini menjadi gulma di perairan tersebut pada kegiatan Rapat Koordinasi TJSL BUMN Klaster Infrastruktur dan Energi di Istora Jatiluhur Valley & Resort pada Rabu, 26 Oktober 2022.
Penandatangan komitmen bersama ini disaksikan oleh Asisten Deputi TJSL Edi Eko Cahyono dan Direksi Jasa Tirta II.
Kegiatan TJSL berbasis konservasi tersebut merupakan bagian dari upaya BUMN dalam menjaga keberlangsungan ekosistem dan alam di Indonesia dan khususnya memelihara Waduk Jatiluhur agar tetap terjaga fungsinya.
Sebagai informasi, Waduk Jatiluhur memiliki fungsi memasok sekitar 80 persen air minum untuk Provinsi DKI Jakarta dan seluruh warganya serta sebagai sumber air minum untuk wilayah seperti Bogor, Bekasi, Karawang, Subang, Purwakarta, dan Bandung Raya.
Kerjasama pengelolaan sampah terintegrasi ini akan berfokus pada program TJSL BUMN di bawah Klaster Infrastruktur dan Energi yang berkomitmen untuk melakukan perubahan yang lebih baik lagi bagi lingkungan.
Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko Jasa Tirta II Indriani Widiastuti mengatakan selama ini Jasa Tirta II menghadapi permasalahan eceng gondok yang massif di Waduk Jatiluhur.
“Di Waduk Jatiluhur yang luasnya 8.300 hektar ini setelah dimapping luas eceng gondoknya ada sekitar 300 hektar yang seharusnya bisa dimanfaatkan tetapi itu menjadi gulma dan kemudian mengganggu kualitas air dan mengancam produksi listrik di perusahaan kami. Nah masalah ini yang harus kita selesaikan,”ucap Indriani Widiastuti.
Bekerjasama dengan ESQ Kemanusiaan, BUMN akan melakukan terobosan, perbaikan dengan mengolah gulma eceng gondok sebagai limbah organik di Waduk Jatiluhur ini menjadi pupuk humus aktif dan pupuk cair yang akan bermanfaat bagi masyarakat sekitar waduk dan juga dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang akan berwisata di Waduk Jatiluhur ini.
Asisten Deputi Bidang TJSL Kementerian BUMN Edi Eko Cahyono mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan oleh BUMN dalam program ini. Menurutnya, program-program TJSL yang dilaksanakan BUMN perlu disinergikan sehingga menghasilkan dampak yang signifikan untuk masyarakat dan lingkungan serta menciptakan rasa harmonis antarBUMN.
Asisten Deputi Bidang TJSL Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono dalam keterangannya mengatakan, subtansi dari kerjasama ini adalah BUMN bisa menanfaatkan aset yang ada di lingkungan BUMN untuk sektor lain di masyarakat.
Kalau eceng gondok ini dikelala menjadi pupuk sudah jelas kemanfaatannya untuk para petani yang membutuhkan. Nanti akan kita ukur sejauh mana petani yang berhak menerima manfaat. Pada lingkungan sekitar perusuhaan kah atau pada skala ekonomi tertentukah," katanya.
Yang jelas, lanjut Edi Eko, TJSL ini akan berfokus pada tiga hal yaitu pendidikan, lingkungan hidup dan pengembangan UMKM.
"Seperti yang diisyaratkan oleh Menteri BUMN," ujarnya.
Taufik sebagai anggota Komunitas Wisata Waduk Jatiluhur mengucapkan terima kasih kepada BUMN yang telah berkolaborasi untuk mengolah gulma eceng gondok di perairan Waduk Jatiluhur ini.
“Kami siap membantu dan mendukung kelancaran program pengolahan eceng gondok ini,”ujar Taufik.
Tak hanya itu, BUMN juga melakukan ikrar bersama untuk terus menggalakkan program Dekarbonisasi dengan sesegera mungkin mengurangi emisi karbondioksida untuk menyelematkan bumi dari perubahan iklim dan penebaran 15 ribu benih ikan di Waduk Jatiluhur ini.