JATILUHUR - Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U. Saefudin Noer bersama karyawannya bergotong-royong membersihkan perairan Waduk Jatiluhur dari eceng gondok dan sampah. Pada waktu yang sama, juga dilakukan kegiatan bersih-bersih air dan penyaluran padat karya tunai kepada masyarakat di Desa Ciririp Kecamatan Sukasari yang berada di sekitar waduk. Pertumbuhan eceng gondok secara massif di perairan Waduk Jatiluhur selama ini mengganggu operasional pengelolaan waduk dan lalulintas perairan.

“Gerakan bersihkan air di Waduk Jatiluhur ini menjadi upaya perusahaan untuk melindungi dan melestarikan waduk sebagai salah satu sumber air yang bermanfaat bagi masyarakat,”ujar U. Saefudin Noer pada acara Gerakan Bersihkan Air dan Menjaga Kesinambungan Sumber Air merayakan Hari Air Dunia ke 27 dan HUT BUMN RI ke 21 di Pelabuhan Biru, Waduk Jatiluhur, Rabu 10 April 2019.

PJT II sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bertugas mengelola waduk terbesar di Indonesia berupaya agar kehadiran waduk tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Melalui penugasan umum yang diberikan pemerintah, PJT II mengairi areal pertanian sekitar 300.000 hektar di Jawa Barat bagian utara secara gratis kepada para petani. Bila diasumsikan produksi rata rata padi 5,5ton/ha/musim, maka PJT II mendukung produksi padi sebanyak 3,3jt ton/tahun atau setara dengan nilai rupiah sebesar 13,86 triliun /tahun. Selain untuk irigasi, PJT II juga memasok sekitar 80 persen air baku untuk warga DKI Jakarta dan 100 persen untuk Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang dan Kota Bekasi, pembangkitan listrik tenaga air dan produksi air minum dalam kemasan.

“Pengelolaan dan pemeliharaan waduk menjadi bentuk komitmen kita untuk melindungi dan melestarikan sumber daya air bagi ketahanan pangan nasional yang berkesinambungan ," ujar U. Saefudin Noer.

Saat ini kondisi air di bumi semakin menurun, sedangkan kebutuhan air terus bertambah karena itu konservasi sumber daya air menjadi suatu keharusan guna menjamin keberlangsungan hidup manusia. Sejumlah upaya telah dilakukan PJT II untuk melindungi dan melestarikan sumber daya air melalui program konservasi penataan Sungai Mati (Oxbow), pengurangan limbah kotoran hewan di sungai melalui penggunaan biogas, penataan keramba jaring apung, perikanan tangkap berbasis budidaya, serta pengangkatan eceng gondok. Kegiatan konservasi tersebut diharapkan dapat menjaga kesinambungan air untuk masa depan agar air terus hadir bagi kehidupan manusia. Hal ini senada dengan tema peringatan Hari Air Dunia ke 27 Leaving No One Behind, semua orang berhak mendapatkan akses air.

"Sedikit kontribusi kita untuk sumber daya air, walaupun kecil selama dilakukan terus menerus akan memberikan dampak yang besar. PJT II sebagai BUMN hadir di tengah masyarakat berupaya untuk melindungi dan mengelola sumber daya air agar lestari dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.