Pengelolaan sumberdaya air di Indonesia menghadapi persoalan yang sangat kompleks, mengingat disamping air mempunyai beberapa fungsi sosial budaya, ekonomi dan lingkungan yang masing-masing dapat saling bertentangan, juga interaksi ruang yang terbatas dan tidak terbarukan memunculkan dimensi persoalan baru yaitu pemanfaatan SDA dan pemanfaatan ruang untuk kehidupan manusia.

BBWS,  BWS,  BPSDA  dan  PJT  yang  merupakan River  Basin  Organization  (RBO) adalah ujung  tombak  dalam  penyelenggaraan  pengelolaan  SDA  di  wilayah  sungai yang   langsung   memberikan   pelayanan   kepada   masyarakat harus   mengubah “mind  set” dari  orientasi pembangunan  ke orientasi  pelayanan  dan  berupaya kinerjanya berbasis hasil (output).

Indikator yang digunakan dalam penilaian kinerja tersebut yaitu dengan 14 indikator kinerja dari NARBO (Network of Asian River Basin Organization) namun Indikator

NARBO ini telah mengalami revisi agar lebih sesuai untuk diterapkan pada RBO – RBO di Indonesia menjadi  15 indikator.

Untuk memberikan pemahamanan terhadap hal tersebut, telah dilaksanakan Knowledge Sharing on River Basin Organization Performance Benchmarking (RBP-PB) Perum Jasa Tirta II pada hari Senin, 12 Juni 2017 di Grha Citarum Kantor Pusat PJT II yang dibuka oleh Direktur I, Sumyana Sukandar.

Acara yang dihadiri oleh setingkat manager hingga kepala divisi/general manager ini diisi dengan paparan pengenalan pengelolaan SDA Terpadu & River Basin Organization – Performanca Benchmarking, Pengantar RBO – PB Badan Pengelola Sumber Daya Air dan diakhiri dengan paparan hasil Self Assessment (SA) RBO-Performance Benchmarking PJT II Tahun 2017.(humas_cnn)