Jasa Tirta II terus mengintensifkan pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui Smart Water Management dengan menambah lokasi pemasangan Automatic Water Level Recorder (AWLR) di 15 titik wilayah kerja seperti Bendung Cipamingkus, Hulu Sungai Cikarang, Hulu Sungai Cilemahabang, Bendung Cibeet, Situ Kamojing, Hilir Intake Tarum Utara, Hilir Sungai Cilamaya, Inlet Cipancuh, Hilir Sungai Ciasem, Bendung Macan, 7 Muara Sungai Cipunegara, Bendung Gadung, Radial Gate Ubrug Sungai Cilangkap dan Tailrace pada Tahun 2022.
Alat AWLR ini merupakan salah satu instrumen telemetri untuk mengukur ketinggian air secara otomatis dan kontinu dengan hasil pengukuran berupa grafik hubungan antara tinggi muka air dengan waktu (hidrograf).
Sampai tahun 2022, Jasa Tirta II telah memiliki sekitar 312 instrumen terdiri dari water meter dan instrumentasi telemetri yang telah terpasang dan tersebar di wilayah kerja Jasa Tirta II, seperti AWLR, Automatic Weather Sensor (AWS), Automatic Rainfall Recorder (ARR), Water Quality Sensor (WQS) dan Water Meter (WM).
Instrumen ini berfungsi untuk melakukan pemantauan SDA secara daring, baik kuantitas maupun kualitas, sebagai antisipasi kejadian banjir, pemenuhan air baku maupun pemantauan kualitas air yang termasuk dalam Flood Early Warning System (FEWS), Water Security dan Food Security.
FEWS adalah suatu sistem peringatan dini daring yang diterapkan di wilayah kerja Jasa Tirta II untuk memperoleh informasi lebih awal mengenai kondisi di lapangan, baik di wilayah kerja bagian hulu, hilir maupun wilayah kerja bagian timur dan barat.
Water Security adalah suatu sistem pemantauan SDA untuk memastikan pemberian air baku untuk PDAM dan Industri dapat terpenuhi. Sedangkan Water for Food Security System adalah suatu sistem pemantauan SDA untuk memastikan pemberian air irigasi dapat terpenuhi secara efisien,
Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II, Anton Mardiyono, mengatakan optimalisasi instrumen telemetri merupakan bagian dari transformasi digital Jasa Tirta II dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebagai langkah adaptif untuk mengoptimalkan kinerja dengan alat dan aplikasi berteknologi.
“Ini bagian dari komitmen Jasa Tirta II dalam mewujudkan Smart Water Management, dalam mendukung pengelolaan sumber daya air terintegrasi yang lebih efektif, efisien dan akurat,” ucap Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II, Anton Mardiyono.
Selain menggunakan instrumen telemetri, pemantauan SDA di wilayah kerja Jasa Tirta II dilakukan juga secara langsung oleh petugas lapangan, berbekal aplikasi Mobile/Android untuk melaporkan kondisi hidrologi di lapangan, agar informasi dapat diterima dengan cepat sehingga dapat menjadi suatu Decision Support System (DSS).
Sistem - sistem yang terpadu ini memudahkan Jasa Tirta II dalam melakukan pemantauan SDA, khususnya pada kondisi banjir dan dalam perumusan langkah - langkah antisipasi yang harus dilakukan dengan lebih baik dan lebih cepat.