PURWAKARTA - Efek dari musim kemarau mulai berdampak pada penurunan kualitas air di sejumlah daerah aliran sungai. Salah satunya terjadi pada daerah aliran Sungai Citarum Hilir. Selain berwarna pekat, air Sungai Citarum itu juga bercampur dengan air asin sehingga tidak memungkinkan untuk dipompa dan dialirkan ke areal sawah petani. Padahal Petani di Desa Jaya Sakti, Kecamatan Muaragembong dan Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin, Bekasi memiliki luasan mencapai 12.000 hektar.
Untuk mengatasi hal tersebut, Jasa Tirta II berupaya mengatur air yang tersedia di Bendung Walahar, Karawang agar bisa menambah debit aliran ke Citarum Hilir sekaligus menetralisir dampak air asin yang masuk ke Sungai Citarum.
“Saat ini sedang berlangsung aktivitas tanam serempak di Kabupaten Karawang, Subang, Indramayu dan Bekasi yang merupakan daerah irigasi Jatiluhur seluas 230.000 hektar dengan sumber air berasal dari Waduk Ir. H. Djuanda,” kata General Manager Wilayah II Jasa Tirta II, Rezky Heraveno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (12/8).
Pembagiannya diatur melalui Bendung Curug Karawang ke Saluran Tarum Barat, Saluran Tarum Timur dan Saluran Tarum Utara. Dari Bendung Curug Karawang, kemudian air dialirkan melalui Saluran Tarum Utara ke Bendung Walahar untuk mengairi areal persawahan di Kabupaten Karawang dan sebagian Kabupaten Subang seluas 100.768 hektar, melalui Tarum Utara Cabang Barat yang berujung di Pakis Jaya, Kabupaten Karawang dan melalui Tarum Utara Cabang Timur yang berujung Cilamaya Wetan, Karawang.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II, Anton Mardiyono mengatakan sampai dengan bulan September, merupakan puncak kebutuhan air irigasi sebagai akibat mundurnya golongan tanam dan aktivitas tanam serempak.
Jasa Tirta II juga menghimbau kepada para petani, jika kondisi pemberian air ini tidak bisa dimaksimalkan oleh petani, maka petani segera melakukan percepatan olah tanah dan tanam padi. Karena dikhawatirkan pada bulan Oktober akan kesulitan air irigasi karena sudah memasuki musim kemarau dan tinggi muka air waduk Ir. H. Djuanda semakin menurun.
Sementara, atas langkah yang dilakukan Jasa Tirta II, Kepala Desa Jaya Sakti, Patori, mewakili warga menyampaikan ucapan terima kasih karena telah mendapatkan manfaat dari penggelontoran air dari Bendung Walahar.
“Air dari bendung walahar dapat mendorong air laut sehingga pompanisasi untuk pengairan sawah di Wilayah Kecamatan Cabangbungin dan Muaragembong bisa kembali dilakukan dan menyelamatkan lahan-lahan pertanian yang telah ditanami padi,” kata Patori.