KARAWANG-Direktur Keuangan ,  Sumber Daya Manusia dan Manajemen Risiko (KSMR) Perum Jasa Tirta II Indriani Widiastuti menyebutkan, Jasa Tirta II berkomitmen mendukung pertanian berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.


Hal tersebut disampaikan Indriani saat berkunjung ke Pusat Edukasi Pengolahan Limbah Organik dan Sampah Domestik untuk Pertanian Berkelanjutan yang berlokasi di Dusun Baktijaya RT 015/RW 005, Desa Batujaya, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/9/2024).


Indriani yang saat berkunjung didampingi jajaran  Divisi Umum & TJSL serta Seksi Rengasdengklok  Jasa Tirta II mengatakan, pusat edukasi ini didirikan pada 2024. Yakni, meliputi green house seluas 200 meter persegi, saung seluas 25 meter persegi, dan lahan kebun edukasi seluas 4.000 meter persegi. 


"Berdirinya pusat edukasi ini didukung penuh Jasa Tirta II. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan limbah organik dan sampah domestik sebagai bagian dari praktik mengurangi pencemaran lingkungan. Termasuk, pemanfaatan limbah untuk pertanian berkelanjutan," kata Indriani.


Kegiatan ini, sambungnya, diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan dengan mengedukasi masyarakat tentang metode pengelolaan limbah ramah lingkungan serta membangun kapasitas petani dan komunitas lokal dalam memanfaatkan limbah domestik sebagai sumber daya pertanian yang berharga.


"Yang tidak kalah penting, dapat memproduksi dan membudidaya tanaman atau ternak yang bisa diserap oleh pasar secara berkelanjutan. Sehingga, berdampak terhadap peningkatan ekonomi anggota binaan sesuai yang diharapkan oleh perusahaan dan para petani binaan," ujarnya.


Senada, Ketua Kelompok Usaha Tani Siliwangi, Rifki Habibi mengatakan, sebagai pengelola pusat edukasi pihaknya telah berhasil melakukan berbagai budidaya dan penanaman yang mendukung pertanian berkelanjutan di Batujaya, Karawang. 


"Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain budidaya ayam kampung jenis KUB sebanyak 200 ekor, budidaya bebek peking 200 ekor, dan budidaya cabai rawit merah varian Ori 212 dengan total 100 pohon serta pembibitan 5.000 pohon," ucap Rifki. 


Selain itu, kata dia, pihaknya juga memproduksi pupuk organik cair dan padat dari olahan eceng gondok, budidaya ikan konsumsi seperti nila hitam, budidaya ikan hias cupang, budidaya hidroponik selada di dalam greenhouse serta budidaya maggot untuk pakan alternatif unggas.


"Salah satu kegiatan penting yang sedang dikembangkan adalah budidaya cacing dengan melibatkan 20 pembudidaya di Kecamatan Batujaya dan Pakisjaya, Kabupaten Karawang. Targetnya, kami akan memulai penanaman pada awal Oktober dan diharapkan dapat melakukan panen perdana di akhir Desember tahun ini," kata Rifki.


Kelompok Usaha Tani Siliwangi juga, sambungnya, aktif dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan greenhouse dan pusat edukasi. Di antaranya termasuk bersinergi dengan Tim Operasional Perum Jasa Tirta II di Batujaya untuk memanfaatkan eceng gondok sebagai pupuk, pakan alternatif unggas serta media budidaya cacing. 


"Kami juga telah membangun kerja sama dengan TTM Project untuk pemasaran hasil sayuran dan hasil ternak unggas dari anggota kelompok," ujar Rifki.

 

Tidak hanya itu, Rifki Habibi juga terlibat dalam kegiatan Young Ambassador Agriculture Kementerian Pertanian RI, di mana ia mensosialisasikan pengolahan sampah dan budidaya berkelanjutan kepada sekolah-sekolah dan kelompok tani.


"Saya juga berkesempatan untuk melakukan studi banding dan mengikuti short course di Taiwan guna mempelajari kebijakan Net Zero dan pertanian berkelanjutan pada September - Oktober 2024," ucapnya.


Untuk diketahui, Pusat Edukasi Pengolahan Limbah Organik dan Sampah Domestik untuk Pertanian Berkelanjutan ini merupakan langkah strategis yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan di Indonesia, khususnya di wilayah Kabupaten Karawang.